Skip to main content

Posts

Showing posts from 2009

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Rematoid Artritis

Asuhan Keperawatan Pasien Rematoid Artritis Askep Klien Reumatoid Artritis Pengkajian Aktivitas/ istirahat Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan. Tanda : Malaise Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi. Kardiovaskuler Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal). Integritas ego Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan ) Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain). Makanan/ cairan Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat: mual

Rematoid Artritis

Pengertian Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membrane sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut.(Susan Martin Tucker.1998) Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. (Arif Mansjour. 2001) Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248). Etiologi Penyebab pasti reumatod arthritis tidak diketahui. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetic, lingkungan, hormonal dan faktor system reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001). Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang dikemukakan mengenai penyebab artritis reumatoid, yaitu : Infeksi str

Delirium

Askep Delirium Pengertian Delirium adalah sindroma otak organik karena fungsi atau metabolisme otak secara umum atau karena keracunan yan menghambat mnetabolisme otak. Gejala Gejala utama ialah kesadaran menurun. Kesadaran yang menurun ialah suatu keadaan dengan kemampuan persepsi perhatian dan pemikiran yan berkurang secara keseluruhan (secara kuantitatif). Gejala-gejala lainnya penderita tidak mampu mengenal orang dan berkomunikasi dengan baik, ada yang bingung atau cemas, gelisah dan panik, adanya klien yan terutama halusinasi dan ada yang hanya berbicara komat-kamit dan inkohern. Dari gejala-gejala psikiatrik tidak dapat diketahui etiologi penyakit badaniah itu, tetapi perlu dilakukan pemeriksaan intern dan nerologik yang teliti. Gejala tersebut lebih ditentukan oleh keadaan jiwa premorbidnya, mekanisme pembelaaan psikologiknya, keadaan psikososial, sifat bantuan dari keluarga, teman dan petugas kesehatan, struktur sosial serta ciri-ciri kebudayaan sekelilingnya. Psikopatologi De

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Delirium

Askep Delirium Pengkajian Identitas Indentias klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa/latar belakang kebudayaan, status sipil, pendidikan, pekerjaan dan alamat. Keluhan utama Keluhan utama atau sebab utama yang menyebbkan klien datang berobat (menurut klien dan atau keluarga). Gejala utama adalah kesadaran menurun. Faktor predisposisi Menemukan gangguan jiwa yang ada sebagai dasar pembuatan diagnosis serta menentukan tingkat gangguan serta menggambarkan struktur kepribadian yang mungkin dapat menerangkan riwayat dan perkembangan gangguan jiwa yang terdapat. Dari gejala-gejala psikiatrik tidak dapat diketahui etiologi penyakit badaniah itu, tetapi perlu dilakukan pemeriksaan intern dan nerologik yang teliti. Gejala tersebut lebih ditentukan oleh keadaan jiwa premorbidnya, mekanisme pembelaaan psikologiknya, keadaan psikososial, sifat bantuan dari keluarga, teman dan petugas kesehatan, struktur sosial serta ciri-ciri kebudayaan sekelilingnya. Gangguan jiwa yang psikotik ata

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Leptospirosis

Askep Klien Leptospirosis Pengertian Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikroorganisme leptospira interogens tanpa memandang bentuk spesifik serotipenya. Pertama kali dikemukakan oleh Weil pada tahun 1886 yang membedakan penyakit yaitu disertai ikterus ini dengan penyakit yang lain yang menyebabkan ikterus. Bentuk yang beratnya dikenal sebagai weil’s disease. Penyakit ini dikenal dengan berbagai nama yaitu : Mud fever Slime fever Swemp fever Autumnal fever Infectious joundice Fiel faver Care cutter fever Etiologi Leptospirosis disebabkan oleh genus leptospira. Genus leptospira terdiri dari 2 kelompok atau kompleks, yaitu patogen linterrogans, dan yang non patogen atau saprofit L.biflexa. Kelompok patogen terdapat pada hewan dan manusia. Ciri khas dari organisme ini yakni terbelit, tipis, fleksibel, panjangnya 5-15 cm dengan spiral yang sangat halus, lebarnya 0,1-0,2 um. Salah satu ujung organisme sering membengkat, membentuk suatu k

Asuhan Keperawatan Tentamen Suicide

Askep Klien Tentamen Suicide Pengertian Bunuh diri merupakan kematian yang diperbuat oleh sang pelaku sendiri secara sengaja (Haroid I. Kaplan & Berjamin J. Sadock, 1998). Bunuh diri adlah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan (Budi Anna kelihat, 1991). Perlaku destruktif diri yaitu setiap aktifitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah kepada kematian (Gail Wiscara Stuart, dan Sandra J. Sundeen, 1998). Kategori Perilaku Bunuh Diri Ancaman bunuh diri Peringatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang tersebut mungkin menunjukkan secara verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita lebih lama lagi atau mungkin juga mengkomunikasikan secara nonverbal melalui pemberian hadiah, merevisi wasiatnya dan sebagainya. Pesan-pesan ini harus dipertimbangkan dalam konteks peristiwa kehidupan terakhir. Ancaman menunjukkan ambivalensi seseorang tentang kematian. Kurangnya respon positif dapat ditafsirkan sebagai

Inkontinensia Urin

Asuhan Keperawatan Inkontinensia urin Pengertian Inkontinensia urine adalah pelepasan urine secara tidak terkontrol dalam jumlah yang cukup banyak. Sehingga dapat dianggap merupakan masalah bagi seseorang. Klasifikasi Inkontinensia urine di klasifikasikan menjadi 3 ( Charlene J.Reeves at all ) Inkontinensia Urgensi Adalah pelepasan urine yang tidak terkontrol sebentar setelah ada peringatan ingin melakukan urinasi. Disebabkan oleh aktivitas otot destrusor yang berlebihan atau kontraksi kandung kemih yang tidak terkontrol. Inkontinensia Tekanan Adalah pelepasan urine yang tidak terkontrol selama aktivitas yang meningkatkan tekanan dalam lubang intra abdominal. Batuk, bersin, tertawa dan mengangkat beban berat adalah aktivitas yang dapat menyebabkan inkontinensia urine. Inkontinensia Aliran Yang Berlebihan ( Over Flow Inkontinensia ) Terjadi jika retensi menyebabkan kandung kemih terlalu penuh dan sebagian terlepas secara tidak terkontrol, hal ini pada umumnya disebabkan oleh neurogeni

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Inkontinensia Urine

Askep Klien Inkontinesia Urine Pengertian Dalam pengkajian ditanyakan kapan inkontinensia urine mulai muncul dan hal-hal yang berhubungan dengan gejala inkontinensia : Berapa kali inkontinensia terjadi ? Apakah ada kemerahan, lecet, bengkak pada daerah perineal ? Apakah klien mengalami obesitas ? Apakah urine menetes diantara waktu BAK, jika ada berapa banyak ? Apakah inkontinensia terjadi pada saat-saat yang bisa diperkirakan seperti pada saat batuk, bersin tertawa dan mengangkat benda-benda berat ? Apakah klien menyadari atau merasakan keinginan akan BAK sebelum inkontinensia terjadi ? Berapa lama klien mempunyai kesulitan dalam BAK / inkontinensia urine ? Apakah klien merasakan kandung kemih terasa penuh ? Apakah klien mengalami nyeri saat berkemih ? Apakah masalah ini bertambah parah ? Bagaimana cara klien mengatasi inkontinensia ? Pemeriksaan Fisik Inspeksi Adanya kemerahan, iritasi / lecet dan bengkak pada daerah perineal. Adanya benjolan atau tumor spinal cord Adanya obesitas at

Asuhan Keperawatan Persalinan Normal

Askep Persalinan Normal Pengertian Pesalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri,tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir. Pemeriksaan Diagnostik Pemerikaaan darah lengkap Hb normal = 11,4 – 15,1 gr/dl Golangan darah = A,B,AB & O Faktor RH = +/- Waktu pembekuan Protein Urine Urine reduksi Diagnosa keperawatan Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelelahan,penggunaan energi berlebihan Nyeri berhubungan dengan kontraksi rahim & regangan pada jaringan Penurunan cardiak out put berhubungan dengan peningkatan kerja jantung sekunder penggunaan energi berlebih. Intervensi Pola napas tidak efektif b.d penggunaan energi berlebihan Tujuan Pola napas tidak terganggu/kembali efektif. Intervensi : Observasi TTV selama jalannya persalinan Rasional : Deteksi dini keadaan klien sehingga dapat dilakukan tindakan secara tepat

Asuhan Keperawatan Pasien Rematoid Artritis

Pengkajian Riwayat Keperawatan Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai. Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi. Pemeriksaan Fisik Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan. Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi) Catat bila ada krepitasi Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang Ukur kekuatan otot Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari Riwayat Psiko Sosial Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiata

Hypertiroid

Pengertian Hipertiroid adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan.Bentuk yang umum dari masalah ini adalah penyakit graves,sedangkan bentuk yang lain adalah toksik adenoma , tumor kelenjar hipofisis yang menimbulkan sekresi TSH meningkat,tiroditis subkutan dan berbagai bentuk kenker tiroid. Etiologi Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves,suatu penyakit tiroid autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormone yang berlebihan. Penyebab hipertiroid lainnya yang jarang selain penyakit graves adalah : Toksisitas pada strauma multinudular Adenoma folikular fungsional ,atau karsinoma(jarang) Adema hipofisis penyekresi-torotropin (hipertiroid hipofisis) Tomor sel benih, misal karsinoma (yang kadang dapat menghasilkan bahan mirip-TSH) atau teratoma (yang mengandung jarian tiroid fungsional) Tiroiditis (baik tipe subkutan maupun hashimato)yang keduanya dapat berhubungan dengan hipertiroid

Asuhan Keperawatan pasien Aritmia

Pengkajian Riwayat penyakit Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi. Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung, hipertensi. Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya kemungkinan untuk terjadinya intoksikasi. Kondisi psikososial Pemeriksaan Fisik Aktivitas : kelelahan umum Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit warna dan kelembaban berubah misal pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menruun bila curah jantung menurun berat. Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut, menolak,marah, gelisah, menangis. Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap makanan, mual muntah, peryubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit. Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, p

Reflek Patologis

Reflek Hoffman – Tromer Jari tengah klien diekstensikan, ujungnya digores, positif bila ada gerakan fleksi pada ari lainnya Reflek Jaw Kerusakan kortikospinalis bilateral, eferen dan aferennya nervous trigeminus, dengan mengertuk dagu klien pada posisi mulut terbuka, hasil positif bila mulut terkatup Reflek regresi Kerusakan traktus pirimidalis bilateral / otak bilateral Reflek Glabella Mengetuk dahi diantara kedua mata, hasilnya positif bila membuat kedua mata klien tertutup Reflek Snout Mengutuk pertengahan bibir atas, positif bila mulutnya tercucur saliva Reflek sucking Menaruh jari pada bibir klien, positif bila klien menghisap jari tersebut Reflek Grasp Taruh jari pada tangan klien, positif bila klien memegangnya Reflek Palmomental Gores telapak tangan didaerah distal, positif bila otot dagu kontraksi Reflek rosolimo Ketuk telapak kaki depan, positif bila jari kaki ventrofleksi Reflek Mendel Bechterew Mengetuk daerah dorsal kaki2 sebelah depan,positif bila jari kaki ventrofleksi

Refleksiologi

Reflek kornea Dengan cara menyentuhkan kapas pada limbus, hasil positif bila mengedip (N IV & VII ) Reflek faring Faring digores dengan spatel, reaksi positif bila ada reaksi muntahan ( N IX & X ) Reflek Abdominal Menggoreskan dinidng perut dari lateral ke umbilicus, hasil negative pada orang tua, wanita multi para, obesitas, hasil positif bila terdapat reaksi otot. Reflek Kremaster Menggoreskan paha bagian dalam bawah, positif bila skrotum sisi yang sama naik / kontriksi ( L 1-2 ) Reflek Anal Menggores kulit anal, positif bila ada kontraksi spincter ani ( S 3-4-5 ) Reflek Bulbo Cavernosus Tekan gland penis tiba-tiba jari yang lain masukkan kedalam anus, positif bila kontraksi spincter ani (S3-4 / saraf spinal ) Reflek Bisep ( C 5-6 ) Reflek Trisep ( C 6,7,8 ) Reflek Brachioradialis ( C 5-6 ) Reflek Patela ( L 2-3-4 ) Reflek Tendon Achiles ( L5-S2) Reflek Moro Reflek memeluk pada bayi saat dikejutkan dengan tangan Reflek Babinski Goreskan ujung reflak hammer pada lateral telapa

Tingkat Kesadaran

KOMPOS MENTIS Sadar penuh dan keadaan normal SOMNOLEN Keadaan mengantuk dan kesadaran dapat pulih bila dirangsang, ditandai dengan mudahnya klien dibangunkan, mampu memberi jawaban verbal dan menangkis rangsangan nyeri. SOPOR Kantuk dalam, klien dapat dibangunkan dengan rangsangan yang kuet, namun kesadaran segera menurun, klien dapat melaksanakan instruksi singkatdan masih terlihat gerakan spontan dengan rangsangan nyeri, klien tidak dapat diabngunkan dengan sempurna, jawaban verbal tidak ada, tangkisan nyeri masih baik. KOMA RINGAN/SEMI KOMA Tidak ada respon verbal, reflek masih baik, gerakan timbul saat ada rangsang nyeri dan tidak terorganisir, tidak dapat dibangunkan.

Cara Menentukan Umur Kehamilan Post Partum Menurut Ballard (1997)

KULIT 0 = merah seperti agar transparan 1 = merah muda licin/halus tampak vena 2 = permukaan mengelupas dengan/tanpa ruam, sedikit vena 3 = daerah pucat, retak2, vena jarang 4 = seperti kertas putih, retak lebih dalam tidak ada vena 5 = seperti kulit retak mengkerut LANUGO 0 = tidak ada 1 = banyak 2 = menipis 3 = menghilang 4 = umumnya tidak ada 5 =…………….. LIPATAN PLANTAR 0 = hampir tidak tampak 1 = tanda merah sangat sedikit 2 = hanya lipatan anterior yang menghilang 3 = lipatan 2/3 anterior 4 = lipatan seluruh tampak PAYUDARA 0 = hampir tidak tampak 1 = areola mendatar tidak ada tonjolan 2 = areola seperti titik tonjolan 1-2 mm 3 = areola lebih jelas dengan 3-4 mm 4 = areola penuh tonjolan 5-10 mm DAUN TELINGA 0 = datar tetap terlihat 1 = sedikit melengkung, lunak lambat kembali 2 = bentuknya lebih baik, lunak mudah membalik 3 = bentuk sempurna, membaik seketika 4 = tulang rawan tebal, tulang telinga kaku KELAMIN LAKI - LAKI 0 = skrotum tidak ada ruga

Rumus Perhitungan Dosis

RUMUS PERHITUNGAN DOPAMIN Dopamin ;1 ampul = 10 cc, 1 ampul = 200 mg , 1 mg = 1000 mikrogram Rumus factor pengencer = 200.000 = 4000 50cc Rumus : Dosis x BB x jam (menit ) = hasil 4000 Atau rumus langsung : Dosis x BB 60 x 50 = hasil 200.000 RUMUS PERHITUNGAN DOBUTAMIN Dobutamin ; 1 ampul = 5 cc , 1 ampul = 250 mg , 1 mg = 1000 mikrogram 250 mg = 250.000 mikrogram rumus factor pengencer = 250.000 = 5000 50cc Rumus : Dosis x BB x jam (menit ) = hasil 5000 Atau rumus langsung : Dosis x BB x 60 x 50 = hasil 250.000 Rumus diatas digunakan untuk pemberian dopamine dan dobutamin dengan menggunakan syringe pump. Rumus pemberian Dopamin dan Dobutamin dalam kolf / drip Rumus = 200.000 = 400 500 = Dosis x BB x jam ( menit ) 400 = hasil sesuai makro drip / mikrodrip RUMUS PERHITUNGAN NITROCYNE 1 ampul = 10 cc , 1 cc = 1 mg, 1 ampul = 10 mg Dosis yang digunakan dalam cc ( microgram ) jadi 1 ampul = 10.000 mikrogram Rumus : Dosis x 60 x pengencer = hasil 10.000 RUMUS PERHITUNGAN ISOKE