Skip to main content

KELAINAN JANTUNG KONGENITAL


Definisi

Yang dimaksud dengan kelainan jantung kongenital adalah kelainan structural dan atau pembuluh darah besar intrathorakal yang dapat menimbulkan gangguan fungsi kardiovaskuler.

Etiologi

Penyebab terjadinya KJK belum dapat diketahui secara pasti tetapi beberapa factor diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian KJK.

Faktor tersebut adalah :

  1. Faktor Prenatal :

* Penyakit Rubella

* Alkoholisme

* Umur ibu > 40 tahun

* Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin

* Ibu merokok

* Ibu menderita infeksi

  1. Faktor Genetik

* Kelainan jantung pada anak yang lahir sebelumnya.

* Ayah dan Ibu menderita penyakit jantung bawaan.

* Kelainan kromosom seperti sindrom Down.

* Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

KJK pada umumnya dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut :

v Peningkatan kerja jantung dengan gejala :

Ø Kadiomegali

Ø Hipertropi

Ø Techicardi

v Curah jantung rendah dengan gejala :

Ø Gangguan pertumbuhan

Ø Intoleransi aktivitas

v Hipertensi Pulmonal

Dengan gejala Dispneu dan Tachipneu

v Penurunan saturasi oksigen arteeri

Dengan gejala Polisitemia, asidosis dan sianosis


Jenis-jenis Kelainan Jantung Bawaan :

1. KJK Asianotik, seperti :

a. Duktus Arteriosus Paten (PDA)

Yaitu duktus arteriosus tidak menutup setelah lahir

b. Defek Septum Ventrikel (VSD)

Yaitu hubungan antara ventrikel kanan dan kiri ukurannya bervariasi dapat disertai kelainan yang lain.

c. Defek Septum Atrium (ASD)

Adanya hubungan antara atrium kanan dan kiri

d. Stenosis Pulmonal (SP)

Adanya penyempitan muara arteri pulmonal.

e. Stenosis Aorta (SA)

Adanya penyempitan aorta.

2. KJK Sianotik , penyebab :

a. Peredaran darah janin

b. Aliran darah pulmonal berkurang yaitu pada Tetralogi of Fallot (TF) & TA.

c. Aliran darah pulmonal meningkat yaitu pada TGA & TAPVD


PENGKAJIAN

Hal yang perlu dikaji

* Riwayat perkawinan, misalnya anak tersebut diinginkan atau tidak untuk mengetahui kemungkinan minum obat-obatan / ramuan untuk menggugurkan kandungan.

* Riwayat kehamilan, yaitu penyakit yang pernah diderita yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin spt hipertensi, DM, Rubella. Khususnya bila terserang pada trimester I.

* Penyakit keturunan.

* Merokok selama hamil.

* Apakah ayah atau ibu menderita penyakit kelamin misal syphilis.

* Sebelum hamil ikut KB atau tidak, KB yang pernah digunakan.

* Obat-obatan yang diminum selama hamil.


Gejala yang timbul :

* Sesak nafas atau dispnea

* Palpitasi

* Kehilangan kesadaran yang tiba-tiba akibat penurunan aliran darah keotak

* Edema

* Cyanosis

* Bayi malas minum


Pemeriksaan fisik

Meliputi : inspeksi, palpasi, perkusi & auskultasi


Diagnosa Keperawatan

  1. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan cardiac output
  2. Inefektif pola nafas b.d akumulasi secret
  3. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake yang tidak adekuat
  4. Kecemasan ortu b.d kurangnya pengetahuan tentang kondisi bayinya
  5. Resiko infeksi tali pusat b.d infasi kuman pathogen

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No.

Diagnosa Keperawatan

Tujuan

Perencanaan

1.

Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan cardiac output.

Gangguan perfusi jaringan teratasi dalam waktu 3x24 jam.

Kriteria hasil :

- RR 30-60 x/mnt

- Nadi 120-140 x/mnt.

- Suhu 36,5-37 C

- Sianosis (_)

- Ekstremitas hangat

§ Observasi frekwensi dan bunyi jantung

§ Observasi adanya sianosis.

§ Beri oksigen sesuai kebutuhan

§ Kaji kesadaran bayi

§ Observasi TTV.

§ Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy.

2.

Inefektif pola nafas b.d akumulasi secret.

Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam

Kriteria hasil :

- RR 30-60 x/mnt

- Sianosis (-)

- Sesak (-)

- Ronchi (-)

- Whezing (-)

§ Observasi pola nafas

§ Observasi frekuensi dan bunyi nafas

§ Tempatkan kepala pada posisi hiperekstensi

§ Observasi adanya sianosis.

§ Lakukan suction

§ Monitor dengan teliti hasil pemeriksaan gas darah.

§ Beri O2 sesuai program

§ Atur ventilasi ruangan tempat perawatan klien.

§ Observasi respon bayi terhadap ventilator dan terapi O2

§ Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya.

3

Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake yang tidak adekuat

Kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah 3x24 Jam.

Kriteria hasil :

- Tidak terjadi penurunan BB>15%

- Muntah (-)

- Bayi dapat minum dengan baik.

§ Observasi intake dan output

§ Observasi reflek menghisap dan menelan bayi.

§ Kaji adanya sianosis pada saat bayi minum.

§ Pasang NGT bila diperlukan.

§ Beri nutrisi sesuai kebutuhan bayi

§ Timbang BB tiap hari.

§ Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy.

§ Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diit bayi.

4.

Kecemasan ortu b.d kurang pengetahuan tentang kondisi bayinya.

Kecemasan berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1x24 jam

Kriteria hasil :

- Orang tua mengerti tujuan yang dilakukan dalam pengobatan therapy.

- Orangtua tampak tenang.

- Orang tua berpartisipasi dalam pengobatan

§ Jelaskan tentang kondisi bayi .

§ Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan penjelasan tentang penyakit dan tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan penyakit yang diderita bayi.

§ Libatkan orangtua dalam perawatan bayi.

§ Berikan support mental

§ Berikan reinforcement atas pengertian orangtua.

5.

Resiko infeksi tali pusat b.d invasi kuman patogem.

Infeksi tali pusat tidak terjadi dalam waktu 3x24 jam

Kriteria hail :

- Suhu 36-37 C

- Tali pusat kering dan tidak berbau.

- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat.

§ Lakukan tehnik aceptic dan antiseptic pada saat memotong tali pusat.

§ Jaga kebersihan daerah tali pusat dan sekitarnya.

§ Mandikan bayi dengan air bersih dan hangat.

§ Observasi adanya perdarahan pada tali pusat

§ Cuci tali pusat dengan sabun dan segera keringkan bila tali pusat kotor atau terkena feses.

§ Observasisuhu bayi

Comments

Popular posts from this blog

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Rematoid Artritis

Asuhan Keperawatan Pasien Rematoid Artritis Askep Klien Reumatoid Artritis Pengkajian Aktivitas/ istirahat Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan. Tanda : Malaise Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi. Kardiovaskuler Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal). Integritas ego Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan ) Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain). Makanan/ cairan Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat: mual

Aritmia

1. Pengertian Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999). Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi, 1996). 2. Etiologi Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh : Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis karena infeksi) Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quin

Psyciatric Nursing Care for Elderly

Mental Health Nursing Care for the Elderly Every year the definition of elderly changes, but maybe its fair to talk about the age of 65 as being the start of elderly. While this definition is somewhat arbitrary, it is many times associated with the age at which one can begin to receive pension benefits. At the moment, there is no United Nations standard numerical criterion, but the UN agreed cutoff is 60+ years to refer to the older population. Elderly mental health care is an important issue that affects almost one in every five American adults who are in fact known to be affected by some form of mental illness or the other. These mental illnesses include suffering from dementia and psychosis, delirium as well as depression and schizophrenia. Elderly mental health care today suffers from many lacunae and among these lacunae is the fact the majority of elders suffering from mental ailments shirk from getting them treated. It is commonly found that such elders will