Skip to main content

Durian Lebih Baik dari Semangka dan Pepaya?

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Siapa bilang durian jahat? Dalam hal-hal tertentu durian bahkan lebih baik dari buah semangka dan pepaya. Apa keunggulan durian dibanding semangka dan pepaya?

Durian paling banyak mengandung karbohidrat, lemak dan protein. Tak cuma itu, zat-zat lain seperti serat, kalsium, asam folat, magnesium, zinc dan besi juga ada di dalamnya.

Tapi tahukah Anda bahwa buah durian sebenarnya memiliki indeks glikemik yang lebih rendah ketimbang semangka dan pepaya.

Dalam Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2008, ada sebuah studi berjudul 'Glycimic Index of Common Malaysian Fruits' yang dilakukan Universiti Sains Malaysia, Kelantan, Malaysia. Percobaan itu dilakukan pada 4 jenis buah yaitu durian, pepaya, semangka dan nanas.

Dari semua buah yang dipelajari, ternyata durian memiliki indeks glikemik (Glycimic index atau GI) yang paling rendah yaitu 49. GI paling tinggi dimiliki nanas yaitu 82, pepaya 58 dan semangka 55, seperti dilansir ncbi.nlm.nih.gov, Kamis (3/3/2011).

Indeks glikemik (GI) adalah skala atau angka yang diberikan pada makanan tertentu berdasarkan seberapa besar makanan tersebut meningkatkan kadar gula darahnya, skala yang digunakan adalah 0-100. Indeks glikemik disebut rendah jika berada di skala kurang dari 50, indeks glikemik sedang jika nilainya 50-70 dan indeks glikemik tinggi jika angkanya di atas 70.

Indeks glikemik berlaku untuk karbohidrat dan merupakan ukuran seberapa cepat karbohidrat tersebut diubah menjadi glukosa. Semakin rendah GI, semakin lambat proses pencernaan dan semakin besar rasa kenyang yang diperoleh.

Jadi, dengan rendahnya GI yang dimiliki durian, maka karbohidrat yang dikandungnya paling lambat dicerna dan memberikan rasa kenyang lebih lama. Dalam arti yang sederhana durian memberikan rasa kenyang yang lebih lama karena glukosa diolah menjadi lebih lama sehingga tidak langsung menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang signifikan.

Tetapi meski GI-nya rendah, durian termasuk buah yang memiliki kalori tinggi sehingga tidak cocok untuk orang dengan kondisi atau penyakit tertentu.

Bayangkan saja dalam 100 gram durian terkandung 147 Kkal. Itu artinya ketika seseorang makan 1 kg durian, jumlah kalori yang ia dapatkan 1.470 Kkal atau sudah sebanding dengan porsi makannya selama satu hari.

Karena kalorinya yang tinggi, buah durian bersifat panas sehingga pasien diabetes atau ibu hamil sangat tidak dianjurkan makan durian.

Namun bila tidak dimakan berlebihan dan tidak dibarengi dengan dengan makanan tinggi kolesterol lainnya seperti daging atau alkohol, durian masih bisa memberi efek positif bagi tubuh.

Dikutip dari Healthmad, berikut ini adalah beberapa penyakit yang bisa diatasi dengan makan buah durian yang tidak terlalu banyak.
  1. Mengatasi sembelit karena banyak mengandung serat
  2. Mengatasi anemia karena mengandung folat atau Vitamin B9 yang dibutuhkan untuk memproduksi sel darah merah
  3. Menjaga kesehatan kulit karena mengandung Vitamin C yang berfungsi sebagai antioksidan dan antipenuaan
  4. Mengandung banyak potasium atau kalsium sehingga baik untuk keseahtan tulang dan persendian
  5. Asal tidak dimakan berlebihan, kandungan mangaan dalam durian bisa menjaga kadar gula darah tetap stabil
  6. Mengandung senyawa tembaga yang bisa menjaga kesehatan kelenjar tiroid
  7. Menjaga nafsu makan karena banyak mengandung thiamin atau Vitamin B1
  8. Mengatasi migrain karena mengandung senyawa riboflavin atau Vitamin B2
Meredakan stres dan mengatasi depresi karena mengandung Vitamin B6 atau piridoksin
Menjaga kesehatan gigi dan mulut karena mengandung posphor.

Tapi jika Anda makan durian yang didapat malah badan tidak enak, coba cek lagi berapa banyak durian yang sudah dimakan dan apa saja teman makan duriannya sehingga memicu tak enak badan.


Sumber : health.detik.com

Comments

Popular posts from this blog

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Rematoid Artritis

Asuhan Keperawatan Pasien Rematoid Artritis Askep Klien Reumatoid Artritis Pengkajian Aktivitas/ istirahat Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan. Tanda : Malaise Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi. Kardiovaskuler Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal). Integritas ego Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan ) Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain). Makanan/ cairan Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat: mual

Aritmia

1. Pengertian Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999). Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi, 1996). 2. Etiologi Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh : Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis karena infeksi) Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quin

Psyciatric Nursing Care for Elderly

Mental Health Nursing Care for the Elderly Every year the definition of elderly changes, but maybe its fair to talk about the age of 65 as being the start of elderly. While this definition is somewhat arbitrary, it is many times associated with the age at which one can begin to receive pension benefits. At the moment, there is no United Nations standard numerical criterion, but the UN agreed cutoff is 60+ years to refer to the older population. Elderly mental health care is an important issue that affects almost one in every five American adults who are in fact known to be affected by some form of mental illness or the other. These mental illnesses include suffering from dementia and psychosis, delirium as well as depression and schizophrenia. Elderly mental health care today suffers from many lacunae and among these lacunae is the fact the majority of elders suffering from mental ailments shirk from getting them treated. It is commonly found that such elders will