Skip to main content

Asuhan Keperawatan Pasien Rematoid Artritis

Pengkajian

Riwayat Keperawatan
  • Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
  • Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.

Pemeriksaan Fisik
  • Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
  • Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
    • Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
    • Catat bila ada krepitasi
    • Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
  • Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
    • Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
    • Ukur kekuatan otot
  • Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
  • Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari

Riwayat Psiko Sosial

Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.


Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis ditambah dengan adanya data dari pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa keperawatan yang sering muncul yaitu :
  1. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh, sendi, bengkok, deformitas.
  2. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh artritis rhematoid.
  3. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri.


Intervensi
  1. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh, sendi, bengkok, deformitas.
    Tujuan :
    Klien memahami perubahan-perubahan tubuhnya akibat proses penyakit

    Recana/tindakan Keperawatan :
    • Dorong klien untuk mengungkapkan rasa takut dan cemasnya mengahdapi proses penyakit. Kondisi ini dapat membantu untuk menyadari keadaan diri.
    • Berikan support yang sesuai. Hal ini dapat membantu meningkatkan upaya menerima dirinya.
    • Dorong klien untuk mandiri. Kemandirian membantu meningkatkan harga diri.
    • Memodifikasi lingkungan sesuai dengan kondisi klien

  2. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh artritis rhematoid.
    Tujuan :
    Kebutuhan rasa nyaman klien terpenuhi atau klien terhindar dari rasa nyeri

    Recana/tindakan Keperawatan :
    • Istirahatkan klien sesuai kondisi (bed rest). Hal ini dapat membantu menurunkan stress muskuloskeletal, mengurangi tegangan otot, dan meningkatkan relaksasi karena kelelahan dapat mendorong terjadinya nyeri.
    • Pertahankan posisi fisiologis dengan benar atai body alignment yang baik. Bantu dan ajari klien untuk menghindari gerakan eksternal rotasi pada ekstremitas. Hindarkan menggunakan bantal dibawah lutut, tetapi letakkan bantal diatara lutut, hindari fleksi leher.
    • Bila direncanakan klien dapat menggunakan splint, atau brace. Hal ini dapat mencegah deformitas lebih lanjut.
    • Hindari gerakan yang cepat dan tiba-tiba karena dapat menimbulkan dislokasi dan stres pada sendi-sendi.
    • Lakukan perawatan dengan hati-hati khususnya pada anggota-anggota tubuh yang sakit. Karena gerakan-gerakan yang kasar akan semakin menimbulkan nyeri.
    • Gunakan terapi panas misal kompres hangat pada area/bagian tubuh yang sakit. Panas dapat meningkatkan sirkulasi, relaksai otot-otot, mengurangi kekakuan. Kemungkinan juga dapat membvantu pengeluaran endorfin yaitu sejenis morfin yang diproduksi oleh tubuh.
    • Lakukan peawatan kulit dan masase perlahan. Hal ini membantu meningkatkan aliran darah relaksasi otot, dan menghambat impuls-impuls nyeri serta merangsang pengeluaran endorfin.
    • Memberikan obata-obatab sesuai terapi dokter misal, analgetik, antipiretik, anti inflamasi.

  3. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot dan sendi
    Tujuan :
    Klien terhindar dari cedera

    Recana/tindakan Keperawatan :
    • Gunakan sepatu yang menyokong, hindarkan lantai yang licin, menggunakan pegangan dikamar mandi.
    • Lakukan latihan ROM (bila memungkinkan). Untuk meningkatkan mobilitas dan kekuatan otot, mencegah deformitas, memperthankan fungsi semaksimal mungkin.
    • Monitor atau observasi efek penggunaan obat-obatan misal ada perdarahan pada lambung, hematemesis.

Comments

Popular posts from this blog

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Rematoid Artritis

Asuhan Keperawatan Pasien Rematoid Artritis Askep Klien Reumatoid Artritis Pengkajian Aktivitas/ istirahat Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan. Tanda : Malaise Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi. Kardiovaskuler Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal). Integritas ego Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan ) Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain). Makanan/ cairan Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat: mual

Aritmia

1. Pengertian Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999). Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi, 1996). 2. Etiologi Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh : Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis karena infeksi) Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quin

Psyciatric Nursing Care for Elderly

Mental Health Nursing Care for the Elderly Every year the definition of elderly changes, but maybe its fair to talk about the age of 65 as being the start of elderly. While this definition is somewhat arbitrary, it is many times associated with the age at which one can begin to receive pension benefits. At the moment, there is no United Nations standard numerical criterion, but the UN agreed cutoff is 60+ years to refer to the older population. Elderly mental health care is an important issue that affects almost one in every five American adults who are in fact known to be affected by some form of mental illness or the other. These mental illnesses include suffering from dementia and psychosis, delirium as well as depression and schizophrenia. Elderly mental health care today suffers from many lacunae and among these lacunae is the fact the majority of elders suffering from mental ailments shirk from getting them treated. It is commonly found that such elders will