Skip to main content

Asuhan Keperawatan AMI (Acute Myocardial Infarction)

Asuhan Keperawatan AMI (Acute Myocardial Infarction)


Pengkajian

A. PENGKAJIAN PRIMER

1. Airways
  • Sumbatan atau penumpukan secret
  • Wheezing atau krekles
2. Breathing
  • Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
  • RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
  • Ronchi, krekles
  • Ekspansi dada tidak penuh
  • Penggunaan otot bantu nafas
3. Circulation
  • Nadi lemah , tidak teratur
  • Takikardi
  • TD meningkat / menurun
  • Edema
  • Gelisah
  • Akral dingin
  • Kulit pucat, sianosis
  • Output urine menurun

B. PENGKAJIAN SEKUNDER.

1. Aktifitas
Gejala :
  • Kelemahan
  • Kelelahan
  • Tidak dapat tidur
  • Pola hidup menetap
  • Jadwal olah raga tidak teratur
Tanda :
  • Takikardi
  • Dispnea pada istirahat atau aaktifitas

2. Sirkulasi
Gejala :
  • Riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan darah, diabetes mellitus.
Tanda :
  • Tekanan darah :
    Dapat normal atau naik atau turun
    Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri
  • Nadi :
    Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratus (disritmia)
  • Bunyi jantung
    Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel
  • Murmur
    Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung
  • Friksi ; dicurigai Perikarditis
  • Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
  • Edema
    Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum,krekles mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel
  • Warna
    Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir
3. Integritas ego
Gejala :
menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir tentang keuangan , kerja , keluarga

Tanda :
menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, focus pada diri sendiri, koma nyeri

4. Eliminasi
Tanda : normal, bunyi usus menurun.

5.Makanan atau cairan
Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau terbakar

Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan berat badan

6. Hygiene
Gejala atau tanda : lesulitan melakukan tugas perawatan

7. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat )

Tanda : perubahan mental, kelemahan

8. Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala :
  • Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan aktifitas ), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin (meskipun kebanyakan nyeri dalam dan viseral)
  • Lokasi :
    Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial, dapat menyebar ke tangan, ranhang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang, abdomen, punggung, leher.
  • Kualitas :
    “Crushing ”, menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti dapat dilihat .
  • Intensitas :
    Biasanya 10(pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami.
  • Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, diabetes mellitus , hipertensi, lansia

9. Pernafasan:
Gejala :
  • dispnea tanpa atau dengan kerja
  • dispnea nocturnal
  • batuk dengan atau tanpa produksi sputum
  • riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
Tanda :
  • peningkatan frekuensi pernafasan
  • nafas sesak / kuat
  • pucat, sianosis
  • bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum

10. Interkasi social
Gejala :
  • Stress
  • Kesulitan koping dengan stressor yang ada missal : penyakit, perawatan di RS
Tanda :
  • Kesulitan istirahat dengan tenang
  • Respon terlalu emosi ( marah terus-menerus, takut )
  • Menarik diri

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri ditandai dengan :
  • nyeri dada dengan / tanpa penyebaran
  • wajah meringis
  • gelisah
  • delirium
  • perubahan nadi, tekanan darah.
Tujuan :
Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan selama di RS
Kriteria Hasil:
  • Nyeri dada berkurang misalnya dari skala 3 ke 2, atau dari 2 ke 1
  • ekpresi wajah rileks / tenang, tak tegang
  • tidak gelisah
  • nadi 60-100 x / menit,
  • TD 120/ 80 mmHg
Intervensi :
  • Observasi karakteristik, lokasi, waktu, dan perjalanan rasa nyeri dada tersebut.
  • Anjurkan pada klien menghentikan aktifitas selama ada serangan dan istirahat.
  • Bantu klien melakukan tehnik relaksasi, mis nafas dalam, perilaku distraksi, visualisasi, atau bimbingan imajinasi.
  • Pertahankan Olsigenasi dengan bikanul contohnya ( 2-4 L/ menit )
  • Monitor tanda-tanda vital ( Nadi & tekanan darah ) tiap dua jam.
  • Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian analgetik.

2. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan factor-faktor listrik, penurunan karakteristik miokard
Tujuan :
Curah jantung membaik / stabil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di RS
Kriteria Hasil :
  • Tidak ada edema
  • Tidak ada disritmia
  • Haluaran urin normal
  • TTV dalam batas normal
Intervensi :
  • Pertahankan tirah baring selama fase akut
  • Kaji dan laporkan adanya tanda – tanda penurunan COP, TD
  • Monitor haluaran urin
  • Kaji dan pantau TTV tiap jam
  • Kaji dan pantau EKG tiap hari
  • Berikan oksigen sesuai kebutuhan
  • Auskultasi pernafasan dan jantung tiap jam sesuai indikasi
  • Pertahankan cairan parenteral dan obat-obatan sesuai advis
  • Berikan makanan sesuai diitnya
  • Hindari valsava manuver, mengejan ( gunakan laxan )

3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan , iskemik, kerusakan otot jantung, penyempitan / penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria ditandai dengan :
  • Daerah perifer dingin
  • EKG elevasi segmen ST & Q patologis pada lead tertentu
  • RR lebih dari 24 x/ menit
  • Kapiler refill Lebih dari 3 detik
  • Nyeri dada
  • Gambaran foto torak terdpat pembesaran jantung & kongestif paru ( tidak selalu )


DAFTAR PUSTAKA


1. Carolyn M. Hudak. Critical Care Nursing : A Holistic Approach. Edisi VII. Volume II. Alih Bahasa : Monica E. D Adiyanti. Jakarta : EGC ; 1997
2. Susan Martin Tucker. Patient Care Standarts. Volume 2. Jakarta : EGC ; 1998
3. Lynda Juall Carpenito. Handbook Of Nursing Diagnosis. Edisi 8. Jakarta : EGC ; 2001
4. Long, B.C. Essential of medical – surgical nursing : A nursing process approach. Volume 2. Alih bahasa : Yayasan IAPK. Bandung: IAPK Padjajaran; 1996 (Buku asli diterbitkan tahun 1989)
5. Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of medical – surgical nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2000 (Buku asli diterbitkan tahun 1996)
6. Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC; 2001 (Buku asli diterbitkan tahun 1996)
7. Price, S.A. & Wilson, L.M. Pathophysiology: Clinical concept of disease processes. 4th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC; 1994 (Buku asli diterbitkan tahun 1992)
8. Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans: Guidelines for planning and documenting patients care. Alih bahasa: Kariasa, I.M. Jakarta: EGC; 1999 (Buku asli diterbitkan tahun 1993)
9. Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2001
10. Arif Mansjoer. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius ; 2000
11. Sandra M. Nettina , Pedoman Praktik Keperawatan, Jakarta, EGC, 2002
12. Kasuari, Asuhan Keperawatan Sistem Pencernaan dan Kardiovaskuler Dengan Pendekatan Patofisiology, Magelang, Poltekes Semarang PSIK Magelang, 2002

Comments

Popular posts from this blog

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Rematoid Artritis

Asuhan Keperawatan Pasien Rematoid Artritis Askep Klien Reumatoid Artritis Pengkajian Aktivitas/ istirahat Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan. Tanda : Malaise Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi. Kardiovaskuler Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal). Integritas ego Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan ) Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain). Makanan/ cairan Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat: mual

Aritmia

1. Pengertian Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999). Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi, 1996). 2. Etiologi Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh : Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis karena infeksi) Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quin

Psyciatric Nursing Care for Elderly

Mental Health Nursing Care for the Elderly Every year the definition of elderly changes, but maybe its fair to talk about the age of 65 as being the start of elderly. While this definition is somewhat arbitrary, it is many times associated with the age at which one can begin to receive pension benefits. At the moment, there is no United Nations standard numerical criterion, but the UN agreed cutoff is 60+ years to refer to the older population. Elderly mental health care is an important issue that affects almost one in every five American adults who are in fact known to be affected by some form of mental illness or the other. These mental illnesses include suffering from dementia and psychosis, delirium as well as depression and schizophrenia. Elderly mental health care today suffers from many lacunae and among these lacunae is the fact the majority of elders suffering from mental ailments shirk from getting them treated. It is commonly found that such elders will