Skip to main content

Asuhan Keperawatan Pasien Stroke

Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul pada pasien Stroke
  1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. penumpukan sputum (karena kelemahan, hilangnya refleks batuk)

  2. Penurunan perfusi serebral b.d. adanya perdarahan, edema atau oklusi pembuluh darah serebral

  3. Gangguan mobilitas fisik b.d. kerusakan neuromuskuler, kelemahan, hemiparese

  4. Gangguan komunikasi verbal b.d. kerusakan neuromuscular, kerusakan sentral bicara

  5. (Risiko) gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. intake nutrisi tidak adekuat


Diagnosa Keperawatan Stroke

Diagnosa Keperawatan 1. :

Tujuan
Pasien mampu mempertahankan jalan nafas yang paten.

Kriteria hasil :
  • Bunyi nafas vesikuler
  • RR normal
  • Tidak ada tanda-tanda sianosis dan pucat
  • Tidak ada sputum

Intervensi
  • Auskultasi bunyi nafas
  • Ukur tanda-tanda vital
  • Berikan posisi semi fowler sesuai dengan kebutuhan (tidak bertentangan dgn masalah keperawatan lain)
  • Lakukan penghisapan lender dan pasang OPA jika kesadaran menurun
  • Bila sudah memungkinkan lakukan fisioterapi dada dan
  • latihan nafas dalam
  • Kolaborasi :
    • Pemberian ogsigen
    • Laboratorium: Analisa gas darah, darah lengkap dll
    • Pemberian obat sesuai kebutuhan.


Diagnosa Keperawatan 2. :

Tujuan
Perfusi serebral membaik

Kriteria hasil :
  • Tingkat kesadaran membaik (GCS meningkat)
  • fungsi kognitif, memori dan motorik membaik
  • TIK normal
  • Tanda-tanda vital stabil
  • Tidak ada tanda perburukan neurologis

Intervensi
  • Pantau adanya tanda-tanda penurunan perfusi serebral :GCS, memori, bahasa respon pupil dll.
  • Observasi tanda-tanda vital (tiap jam sesuai kondisi pasien)
  • Pantau intake-output cairan, balance tiap 24 jam
  • Pertahankan posisi tirah baring pada posisi anatomis atau posisi kepala tempat tidur 15-30 derajat
  • Hindari valsava maneuver seperti batuk, mengejan dsb
  • Pertahankan ligkungan yang nyaman
  • Hindari fleksi leher untuk mengurangi resiko jugular
  • Kolaborasi:
    • Beri ogsigen sesuai indikasi
    • Laboratorium: AGD, gula darah dll
    • Penberian terapi sesuai advis
    • CT scan kepala untuk diagnosa dan monitoring


Diagnosa 3. :

Tujuan
Pasien mendemonstrasikan mobilisasi aktif

Kriteria hasil :
  • tidak ada kontraktur atau foot drop
  • kontraksi otot membaik
  • mobilisasi bertahap

Intervensi
  • Pantau tingkat kemampuan mobilisasi klien
  • Pantau kekuatan otot
  • Rubah posisi tiap 2 jan
  • Pasang trochanter roll pada daerah yang lemah
  • Lakukan ROM pasif atau aktif sesuai kemampuan dan jika TTV stabil
  • Libatkan keluarga dalam memobilisasi klien
  • Kolaborasi :
    • Fisioterapi


Diagnosa 4. :

Tujuan
Komunikasi dapat berjalan dengan baik

Kriteria hasil :
  • Klien dapat mengekspresikan perasaan
  • Memahami maksud dan pembicaraan orang lain
  • Pembicaraan pasien dapat dipahami

Intervensi
  • Evaluasi sifat dan beratnya afasia pasien, jika berat hindari memberi isyarat non verbal
  • Lakukan komunikasi dengan wajar, bahasa jelas, sederhana dan bila perlu diulang
  • dengarkan dengan tekun jika pasien mulai berbicara
  • Berdiri di dalam lapang pandang pasien pada saat bicara
  • Latih otot bicara secara optimal
  • Libatkan keluarga dalam melatih
  • komunikasi verbal pada pasien
  • Kolaborasi dengan ahli terapi wicara.


Diagnosa 5. :

Tujuan
Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil :
  • Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
  • Berat badan dalam batas normal
  • Conjungtiva ananemis
  • Tonus otot baik
  • Lab: albumin, Hb, BUN dalam batas normal.

Intervensi
  • Kaji factor penyebab yang mempengaruhi kemampuan menerima makan/minum
  • Hitung kebutuhan nutrisi perhari
  • Observasi tanda-tanda vital
  • Catat intake makanan
  • Timbang berat badan secara berkala
  • Beri latihan menelan
  • Beri makan via NGT
  • Kolaborasi : Pemeriksaan lab(Hb, Albumin, BUN), pemasangan NGT, konsul ahli gizi.

Comments

Popular posts from this blog

Psyciatric Nursing Care for Elderly

Mental Health Nursing Care for the Elderly Every year the definition of elderly changes, but maybe its fair to talk about the age of 65 as being the start of elderly. While this definition is somewhat arbitrary, it is many times associated with the age at which one can begin to receive pension benefits. At the moment, there is no United Nations standard numerical criterion, but the UN agreed cutoff is 60+ years to refer to the older population. Elderly mental health care is an important issue that affects almost one in every five American adults who are in fact known to be affected by some form of mental illness or the other. These mental illnesses include suffering from dementia and psychosis, delirium as well as depression and schizophrenia. Elderly mental health care today suffers from many lacunae and among these lacunae is the fact the majority of elders suffering from mental ailments shirk from getting them treated. It is commonly found that such elders will ...

Appendiksitis

A. PENGERTIAN Appendiksitis adalah merupakan peradangan pada appendik periformil. yaitu saluran kecil yang mempunyai diameter sebesar pensil dengan panjang 2-6 inci. Lokasi appendik pada daerah illiaka kanan,dibawah katup illiocaecal,tepatnya pada dinding abdomen dibawah titik Mc burney. B.ETIOLOGI Appendiksitis disebabkan oleh penyumbatan lumen appendik oleh hyperplasia Folikel lympoid Fecalit, benda asingstriktur karena Fibrasi karena adanya peradangan sebelumnya atau neoplasma.Obstruksi tersebut menyebabkan mucus yang memproduksi mukosa mengalami bendungan.Namun elastisitas dinding appendik mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan tekanan intra lumen.Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang akan menyebabkan edema dan ulserasi mukosa.Pada saat inilah terjadi Appendiksitis akut local yang ditandai oleh adanya nyeri epigastrium. 1. Ulserasi pada mukosa. 2. Obstruksi pada kolon oleh Fekalit (feses yang mengeras) 3. Pemberian barium 4. Berbagai macam...

Nursing Diagnosis for Rheumatoid Arthritis (RA)

Nursing Diagnosis for Rheumatoid Arthritis (RA) Rheumatoid Arthritis (RA) is a chronic, systemic inflammatory disorder that may affect many tissues and organs, but principally attacks synovial joints. The process produces an inflammatory response of the synovium (synovitis) secondary to hyperplasia of synovial cells, excess synovial fluid, and the development of pannus in the synovium. The pathology of the disease process often leads to the destruction of articular cartilage and ankylosis of the joints. Rheumatoid arthritis can also produce diffuse inflammation in the lungs, pericardium, pleura, and sclera, and also nodular lesions, most common in subcutaneous tissue. Although the cause of rheumatoid arthritis is unknown, autoimmunity plays a pivotal role in both its chronicity and progression, and RA is considered a systemic autoimmune disease. Nursing Diagnosis for Rheumatoid Arthritis (RA) Acute Pain / Chronic related to distention of tissue by the accu...