Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul pada pasien Appendicitis
Diagnosa Keperawatan pada Appendicitis
1. Nyeri berhubungan dengan luka insisi pada daerah mesial abdomen post operasi appendiktomi
Tujuan
Nyeri berkurang / hilang dengan
Kriteria Hasil :
Tampak rilek dan dapat tidur dengan tepat.
Intervensi
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pembatasan gerak skunder terhadap nyeri
Tujuan
Toleransi aktivitas
Kriteria Hasil :
-klien dapat bergerak tanpa pembatasan
-tidak berhati-hati dalam bergerak
Intervensi
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasive appendiktomi
Tujuan
Infeksi tidak terjadi
Kriteria Hasil :
-tidak terdapat tanda-tanda infeksi dan peradangan
Intervensi
4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungna dengan pembatasan pemasuka n cairan secara oral
Tujuan
Kekurangan volume cairan tidak terjadi
Intervensi
Daftar Pustaka
1. Barbara Engram, Askep Medikal Bedah, Volume 2, EGC, Jakarta
2. Carpenito, Linda Jual, Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, 2000, Jakarta.
3. Doenges, Marlynn, E, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III, EGC, 2000, Jakarta.
4. Elizabeth, J, Corwin, Biku saku Fatofisiologi, EGC, Jakarta.
5. Ester, Monica, SKp, Keperawatan Medikal Bedah (Pendekatan Gastrointestinal), EGC, Jakarta.
Peter, M, Nowschhenson, Segi Praktis Ilmu Bedah untuk Pemula. Bina Aksara Jakarta
- Nyeri berhubungan dengan luka insisi pada abdomen kuadran kanan bawah post operasi appenditomi.
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pembatasan gerak skunder terhadap nyeri.
- Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasive appendiktomi.
- Resiko kekurangan volume cairan sehubungan dengan pembatasan pemasukan cairan secara oral.
Diagnosa Keperawatan pada Appendicitis
1. Nyeri berhubungan dengan luka insisi pada daerah mesial abdomen post operasi appendiktomi
Tujuan
Nyeri berkurang / hilang dengan
Kriteria Hasil :
Tampak rilek dan dapat tidur dengan tepat.
Intervensi
- Kaji skala nyeri lokasi, karakteristik dan laporkan perubahan nyeri dengan tepat.
- Pertahankan istirahat dengan posisi semi powler.
- Dorong ambulasi dini.
- Berikan aktivitas hiburan.
- Kolborasi tim dokter dalam pemberian analgetika.
- Berguna dalam pengawasan dan keefesien obat, kemajuan penyembuhan,perubahan dan karakteristik nyeri.
- Menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi terlentang.
- Meningkatkan kormolisasi fungsi organ.
- meningkatkan relaksasi.
- Menghilangkan nyeri.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pembatasan gerak skunder terhadap nyeri
Tujuan
Toleransi aktivitas
Kriteria Hasil :
-klien dapat bergerak tanpa pembatasan
-tidak berhati-hati dalam bergerak
Intervensi
- catat respon emosi terhadap mobilitas.
- Berikan aktivitas sesuai dengan keadaan klien.
- Berikan klien untuk latihan gerakan gerak pasif dan aktif.
- Bantu klien dalam melakukan aktivitas yang memberatkan.
- Immobilisasi yang dipaksakan akan memperbesar kegelisahan.
- Meningkatkan kormolitas organ sesuiai dengan yang diharapkan.
- Memperbaiki mekanika tubuh.
- Menghindari hal yang dapat memperparah keadaan.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasive appendiktomi
Tujuan
Infeksi tidak terjadi
Kriteria Hasil :
-tidak terdapat tanda-tanda infeksi dan peradangan
Intervensi
- Ukur tanda-tanda vital
- Observasi tanda-tanda infeksi
- Lakukan perawatan luka dengan menggunakan teknik septik dan aseptik
- Observasi luka insisi
- Untuk mendeteksi secara dini gejala awal terjadinya infeksi
- Deteksi dini terhadap infeksi akan mudah
- Menurunkan terjadinya resiko infeksi dan penyebaran bakteri.
- Memberikan deteksi dini terhadap infeksi dan perkembangan luka.
4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungna dengan pembatasan pemasuka n cairan secara oral
Tujuan
Kekurangan volume cairan tidak terjadi
Intervensi
- Ukur dan catat intake dan output cairan tubuh
- Awasi vital sign: Evaluasi nadi, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
- Kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian cairan intra vena
- Dokumentasi yang akurat akan membantu dalam mengidentifikasi pengeluaran cairan atau kebutuhan pengganti.
- Indikator hidrasi volume cairan sirkulasi dan kebutuhan intervensi
- Mempertahankan volume sirkulasi bila pemasukan oral tidak cukup dan meningkatkan fungsi ginjal
Daftar Pustaka
1. Barbara Engram, Askep Medikal Bedah, Volume 2, EGC, Jakarta
2. Carpenito, Linda Jual, Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, 2000, Jakarta.
3. Doenges, Marlynn, E, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III, EGC, 2000, Jakarta.
4. Elizabeth, J, Corwin, Biku saku Fatofisiologi, EGC, Jakarta.
5. Ester, Monica, SKp, Keperawatan Medikal Bedah (Pendekatan Gastrointestinal), EGC, Jakarta.
Peter, M, Nowschhenson, Segi Praktis Ilmu Bedah untuk Pemula. Bina Aksara Jakarta
Comments