Skip to main content

8 Tips Menjaga Pernikahan Supaya Langgeng

Banyaknya terpaan dan cobaan hidup membuat banyak pasangan yang menyerah dan akhirnya memutuskan untuk berpisah. Berikut 8 tips untuk membantu Anda menjaga ikatan pernikahan agar sanggup bertahan meski harus menghadapi beragam ujian.

Pernikahan yang bahagia dan abadi diidamkan semua pasangan

1. Milikilah komunikasi yang berkualitas

Perkuat hubungan Anda dengan melakukan komunikasi yang teratur dan berkualitas. Jangan sungkan menanyakan hal-hal kecil seperti, “Sudah makan belum?” “Bagaimanaharimu di kantor?” atau “Apa saja yang kamu kerjakan hari ini, Sayang?” Pertanyaan-pertanyaan itu memang terkesan sepele, namun hal-hal besar seringkali berawal dari peristiwa ‘kecil’ semacam itu. Perhatian Anda akan membuat harinya lebih baik. Andaipun tak ada masalah, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan atas dasar cinta itu tentu bisa membuat hatinya berbunga-bunga. Biasakan untuk membicarakan hal-hal sekecil apa pun kepada pasangan Anda.

2. Berpacaran setelah menikah

Hal ini sangat-sangat membantu dalam memperdalam keromantisan antara Anda dan pasangan. Ketika masih pacaran, Anda pasti tak akan lupa betapa si dia senang melakukan hal-hal romantis untuk Anda atau sebaliknya. Betapa bersemangatnya Anda saat mempersiapkan kejutan-kejutan kecil untuknya. Setelah menikah, seringkali semua berubah. Kesibukan dan stres bisa membuat Anda berdua lupa indahnya masa pacaran dulu dan tetap memelihara romantisme. Anda tetap butuh aktivitas-aktivitas yang rutin dilakukan sebelum menikah dulu seperti, menonton bioskop, makan malam berdua, mendatangi tempat-tampat yang dulu rajin Anda
datangi berdua.

3. Bulan madu kedua, ketiga, dan seterusnya

Sempatkanlah waktu untuk menghabiskan waktu berdua, mungkin menginap di hotel atau pergi keluar kota menikmati waktu berduaan tanpa adanya gangguan dari pihak-pihak lain. Lupakan pekerjaan, lupakan beban persoalan. Nikmati momen-momen berharga ini untuk semakin menguatkan cinta Anda.

4. Memaafkan dan melupakan

Kata maaf seringkali menjadi kata yang paling sulit dilontarkan, paling pelit diberikan. Tapi mulai saat ini, cobalah untuk jujur saat Anda atau si dia telah melakukan kesalahan. Mintalah maaf dan katakan dengan jujur kesalahan yang telah Anda atau dia lakukan tanpa ada yang ditutupi. Tidak cukup hanya dengan saling bersikap jujur dan meminta maaf. Pelaku kesalahan tentu harus berusaha keras untuk tidak lagi mengulangi kesalahannya. Apalagi, jika kekeliruan itu melukai hati pasangannya. Bagi yang merasa dilukai, milikilah hati yang besar untuk memaafkan karena tidak ada manusia yang sempurna. Hargai kejujuran dan keberanian pasangan dengan memaafkan dan melupakan kesalahannya. Setelah itu, jangan pernah lagi mengungkit ‘cerita lama’.

5. Percaya dan terbuka


Kepercayaan memang sulit untuk dimiliki semua orang, namun kepercayaan harus dimiliki jika Anda berniat untuk memiliki keluarga bahagia yang mampu bertahan menghadapi badai kehidupan. Kepercayaan dapat dipupuk jika kita belajar untuk terbuka satu sama lain, tidak menutupi hal sekecil apa pun, menceritakan, dan
memberitahukan hal apa pun kepada pasangan, entah itu kabar yang baik ataupun buruk.

6. Menghargai, mengoreksi, dan memberi pujian

Mengetahui posisi dan kedudukan dalam keluarga. Sebagai istri, Anda berkewajiban untuk melayani dan patuh terhadap suami, sedangkan suami berkewajiban untuk
mecintai dan menjaga keutuhan dan kebahagiaan keluarga. Hargailah setiap pendapat yang diutarakan pasangan meski mungkin Anda kurang setuju. Tak ada manusia yang sempurna. Itu artinya, tak ada manusia yang selalu dan pasti benar. Saling mengoreksi (dengan cara yang benar) untuk kebaikan bersama tentu perlu dilakukan. Hargai juga perbedaan pendapat atau pandangan, jika ada. Satu lagi, jangan pelit memberikan pujian tulus. Ini akan menambah hangat kehidupan perkawinan Anda berdua.

7. Berikan dukungan

Pasangan harus bisa saling menopang karena setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri. Baik Anda atau si dia harus mampu menutupi kekurangan
pasangan dan menonjolkan kelebihannya.

8. Tampil menawan

Setelah menikah, bukan berarti tugas Anda membuat si dia terpesona selesai. Justru ini waktu yang tepat untuk mengerahkan upaya tampil istimewa untuknya. Memang tampil ‘wah’ dan memukau tak perlu dilakukan setiap hari, tapi kelihatan rapi dan bersih harus tetap dipertahankan. Si dia pasti bangga memiliki pasangan yang paham bagaimana dan kapan harus menjaga penampilan. Tampillah menawan dan rawatlah diri Anda.

Comments

Popular posts from this blog

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Rematoid Artritis

Asuhan Keperawatan Pasien Rematoid Artritis Askep Klien Reumatoid Artritis Pengkajian Aktivitas/ istirahat Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan. Tanda : Malaise Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi. Kardiovaskuler Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal). Integritas ego Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan ) Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain). Makanan/ cairan Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat: mual

Psyciatric Nursing Care for Elderly

Mental Health Nursing Care for the Elderly Every year the definition of elderly changes, but maybe its fair to talk about the age of 65 as being the start of elderly. While this definition is somewhat arbitrary, it is many times associated with the age at which one can begin to receive pension benefits. At the moment, there is no United Nations standard numerical criterion, but the UN agreed cutoff is 60+ years to refer to the older population. Elderly mental health care is an important issue that affects almost one in every five American adults who are in fact known to be affected by some form of mental illness or the other. These mental illnesses include suffering from dementia and psychosis, delirium as well as depression and schizophrenia. Elderly mental health care today suffers from many lacunae and among these lacunae is the fact the majority of elders suffering from mental ailments shirk from getting them treated. It is commonly found that such elders will

Appendicitis - Healing Acute Pain

Acute appendicitis is defined as the acute inflammation of the appendix. It is considered to be the most common cause of abdominal pain and distress in children and teenagers worldwide (ages 4-15). The appendix is a channel in its interior that communicates with the large intestine where feces semifluidas. The appendix is a small pouch attached to your large intestine. It is thought that appendicitis begins when the opening from the appendix into the cecum becomes blocked. The blockage may be due to a build-up of thick mucus within the appendix or to stool that enters the appendix from the cecum. When the appendix is blocked by calculus and feces or it is squeezed by the lymph nodes (due to bacterial infection, the lymph nodes usually become swollen and press against the appendix), it swells and usually doesn't receive enough blood. Bacteria grow inside the appendix, eventually causing its death. In acute appendicitis, the inflammation of the appendix is seriou