Skip to main content

Dampak Psikis & Fisik dari Masturbasi


Sebagian orang menganggap masturbasi sebagai hal yang negatif, tetapi tidak sedikit yang menganggapnya memberikan pengaruh positif. Namun yang jelas, menurut pakar seks, masturbasi pasti memiliki dampak psikis dan fisik.

Menurut pakar seks wolipop, dr. Vanda Mustika, masturbasi harus dilihat dari dua sisi yaitu sisi psikologis dan sisi medis. Dari sisi psikologis frekuensi dan alasan Anda melakukan masturbasi ini sangat berpengaruh. Jika Anda melakukan masturbasi hampir setiap hari tentu berbeda efeknya dengan Anda hanya melakukannya satu kali dalam bulan.

Frekuensi masturbasi yang terlalu sering dapat menyebabkan ketergantungan atau bahkan membuat Anda akan lebih menyukai masturbasi bila dibandingkan dengan hubungan seksual. Selain itu, Anda mungkin dapat diliputi perasaan bersalah karena telah melakukan masturbasi. Hal-hal inilah yang dapat menyebabkan masalah di kemudian hari. Namun jika hanya melakukan masturbasi sesekali saja kemungkinan tidak akan mempengaruhi Anda secara psikologis.

Tanyakan pada diri sendiri, apa yang menjadi alasan Anda melakukan masturbasi. Apakah karena belum menikah, hasrat seksual yang besar, atau terlalu sering terpapar dengan hal-hal yang berbau pornografi? Normalnya memasuki usia 20 tahun maka organ biologis Anda mencapai puncak kematangan sehingga wajar jika timbul hasrat seksual, namun bila memang belum memiliki pasangan hidup maka hasrat tersebut dialihkan kepada hal lain.

Faktor kedua adalah bagaimana cara Anda mencapai kepuasan seksual itu sendiri, jika menggunakan dildo atau memasukkan jari Anda untuk mencapai kepuasan seksual, maka ada kemungkinan selaput dara (hymen) dapat mengalami robekan. Robeknya selaput dara ini tidak berbahaya dari segi medis, namun dalam budaya masyarakat timur selaput dara ini masih dianggap sebagai lambang keperawanan seorang gadis.

Bila Anda menggunakan alat bantu seksual atau jari maka Anda harus juga memperhatikan kebersihan alat tersebut, karena bila tidak higienis akan dapat menjadi sumber masuknya kuman ke dalam miss V. Dr. Vanda menyarankan, bila memang Anda sudah siap untuk menikah sebaiknya Anda segera menikah agar dapat menyalurkan hasrat seksual Anda.

Comments

Popular posts from this blog

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Rematoid Artritis

Asuhan Keperawatan Pasien Rematoid Artritis Askep Klien Reumatoid Artritis Pengkajian Aktivitas/ istirahat Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan. Tanda : Malaise Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi. Kardiovaskuler Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal). Integritas ego Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan ) Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain). Makanan/ cairan Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat: mual

Aritmia

1. Pengertian Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999). Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi, 1996). 2. Etiologi Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh : Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis karena infeksi) Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quin

Psyciatric Nursing Care for Elderly

Mental Health Nursing Care for the Elderly Every year the definition of elderly changes, but maybe its fair to talk about the age of 65 as being the start of elderly. While this definition is somewhat arbitrary, it is many times associated with the age at which one can begin to receive pension benefits. At the moment, there is no United Nations standard numerical criterion, but the UN agreed cutoff is 60+ years to refer to the older population. Elderly mental health care is an important issue that affects almost one in every five American adults who are in fact known to be affected by some form of mental illness or the other. These mental illnesses include suffering from dementia and psychosis, delirium as well as depression and schizophrenia. Elderly mental health care today suffers from many lacunae and among these lacunae is the fact the majority of elders suffering from mental ailments shirk from getting them treated. It is commonly found that such elders will